Kamis, 25 November 2010

Jangan Takut ke Jogja Pasca Merapi Meletus





















Bandung
 - Tak bisa dipungkiri, meletusnya Gunung Merapi di Yogyakarta mempengaruhi angka kunjungan dan pendapatan Kota Yogyakarta. Banyak wisatawan domestik maupun mancanegara yang pikir dua kali untuk berlibur atau berkunjung ke Jogjakarta.

Tingkat kunjungan ke Jogjakarta menurun hingga 30 persen. Padahal, Kota Jogjakarta yang berjarak 35 kilometer dari Gunung Merapi dinyatakan aman untuk dikunjungi sebagai tujuan wisata.

"Tempat-tempat yang mengandalkan pariwisata menurun hingga 30 persen. Padahal Jogja itu tak terkena dampak langsung Merapi karena lokasinya jauh sekali, sekitar 35 kilometer," tutur Bambang Priyatno Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta saat ditemui di sela-sela Pameran Pesona Potensi Jogja 2010 di Mal Bandung Indah Plaza (BIP) Jalan Merdeka.

Digelarnya acara pameran tersebut bertujuan untuk menarik wisatawan agar kembali datang dan mengunjungi Jogja, meski disebut Bambang, pameran semacam ini memang rutin digelar setiap tahunnya.

"Sebenarnya acara seperti ini sudah rutin dilakukan, tapi momen untuk mengangkat kembali wisata Jogja akibat dampak Merapi juga pas," katanya.

Bambang mencontohkan, kawasan Malioboro yang biasanya ramai,  beberapa waktu lalu sempat sepi setelah meletusnya Merapi.

"Ya memang wajar saja, karena fokus masyarakat, media dan pemerintah saat itu adalah bagaimana mengirimkan bantuan. Jadi tak ada yang tertarik untuk jalan-jalan," jelas Bambang.

Namun kini, Jogja menurut Bambang sudah mulai pulih pasca meletusnya Merapi. Zona bahaya yang ditetapkan saat ini disebut Bambang hanya 10 kilometer dari puncak Merapi.

"Jadi jangan takut ke Jogja. Jogja Insya Allah aman. Ayo datang dan berkunjung," tutur Bambang.

Antusias pengunjung yang datang dalam acara pameran ini, disebut Bambang cukup bagus. Diharapkan itu akan membuka peluang untuk memperluas pasar dan menarik wisatawan.



http://bandung.detik.com

IMI Jabar Minta Deklarasi Tolak Geng Motor Diikuti Wilayah Lain



ilustrasi (dok.detikbandung)


Bandung
 - Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Jabar Oke Junjunan mendukung deklarasi menolak geng motor di wilayah Kabupaten Bandung. Ia pun berharap kabupaten dan kota di Jabar ikut melakukan hal serupa.

"Prinsipnya saya mendukung acara deklarasi tersebut. Berbagai  elemen masyarakat yang berpartisipasi dalam kegiatan itu berarti bisa bekerjasama dalam mengatasi persolan geng motor," jelas Oke saat dihubungi detikbandung via ponsel, Jumat (26/11/2010).

Menurut Oke, deklarasi tolak geng motor itu salah satu solusi atau upaya untuk menekan aksi kenakalan remaja yang mengarah kriminal. Sebab, kata Oke, memberantas geng motor harus dilakukan secara bertahap.

"Deklarasi yang dilakukan di Kabupaten Bandung itu patut diacungi jempol. Saya pun berharap hal positif tersebut dapat diikuti di seluruh wilayah kabupaten dan kota di Jabar," saran Oke.

Oke menambahkan, secara organisasi yakni IMI Jabar hanya bisa menindak anggotanya yang terbukti melakukan pelanggaran. Biasanya, tutur Oke, IMI Jabar bakal memberi sanksi tegas yang antara lain memecat anggotanya.

"Kalau untuk anggota IMI Jabar yang bertindak kriminal, kami serahkan semuanya kepada pihak kepolisian," tutup Oke.

Kapolres Bandung AKBP Hendro Pandowo mengatakan hari ini, Jumat (26/11/2010) pihaknya mendeklarasikan menolak geng motor di wilayah Kabupaten Bandung. Pihaknya juga akan Surat Keputusan Bersama (SKB) dengan Muspida tentang penolakan  aktivitas geng motor di wilayah Kabupaten Bandung.


http://bandung.detik.com

Selasa, 16 November 2010

SBY Kurban Sapi Raksasa 1,8 Ton

SBY Kurban Sapi Raksasa 1,8 Ton  





Ramadhian Fadillah - detikNews


Foto: Ramadhian F/detikcom
Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerahkan seekor sapi raksasa untuk kurban. Beratnya mencapai 1,8 ton. Sementara sapi milik Wapres Boediono beratnya 1,2 ton.

SBY menyerahkan sapi kurban ini pada ketua badan pelaksana pengelola kurban Masjid Istiqlal, Mubarok.

"Dengan memohon ridho Allah, saya serahkan seekor sapi sebagai kewajiban kurban saya beserta keluarga ke Masjid Istiqlal untuk pada saatnya nanti dibagikan ke jemaah dan siapa saja yg berhak menurut ajaran Islam," ujar SBY saat menyerahkan sapi tersebut usai Salat Idul Adha di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Rabu (17/11/2010).

Informasi yang dikumpulkan detikcom, sapi ini berharga sekitar Rp 40 juta. Sapi milik SBY dan Boediono  beratnya jauh melebihi sapi super yang kisaran beratnya 500 kilogram.

Selain sapi milik SBY dan Boediono ada juga sapi milik Menteri Agama Suryadharma Ali, Menteri KP Fadel Muhammad, serta milik Gubernur DKI Fauzi Bowo dan wakilnya Prijanto.

Hingga pagi ini, Masjid Istiqlal telah menerima 17 ekor sapi dan 318 ekor kambing. Hewan kurban ini rencananya mulai disembelih malam ini. Daging kurban akan dibagikan ke kaum mustahik pada Kamis (17/11).


http://www.detiknews.com/read/2010/11/17/095714/1496037/10/sby-kurban-sapi-raksasa-18-ton?991101605

Senin, 15 November 2010

INTROPEKSI

Kami adalah kerikil
Yang tidak memiliki arti
Tetapi hidup kami sangat
Berarti bagi banyak orang


     Walaupun hidup kami penuh dengan keringat
     Ditanah kelahiran kami sendiri
     Sementara mereka duduk santai di gedung-gedung bertingkat
     Melihat dan menonton keringat kami yang bercucuran deras


TUHAN...sadarkah mereka?
Dengan keangkuhannya,duduk di ruang-ruang ber-AC
Mereka semakin membuat kami kepanasan
Menghirup sisa-sisa udara sejuk mereka
Sadarkan nurani mereka,TUHAN....
Agar mereka lebih menghargai kehidupan orang lain
Yang jauh lebih tidak beruntung dengan nya.


    Karya:Bangkit Kurniawan